II B KEBIDANAN
KELOMPOK 1
1
INTAN
WAHYUNI
2
MUZDALIFA
NENI DIYONO
3
NOVITA
SARI B
4
NURMADONA
ANHAR
5
RAMAYENI
6
STEVA
YOLANDA
7
SYNTIA
ZAHARA
Dosen Pembimbing :
Ety Apriyanti, SKM
Ety Apriyanti, SKM
STIKes MERCUBAKTIJAYA
PADANG
TAHUNAJARAN 2012/2013
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
1.2 Rumusan
masalah
1.3 Tujuan
1.3.1
Tujuan Umum
1.3.2
Tujuan Khusus
BAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI
2.1
Defenisi Masa Nifas
BAB III TINJAUAN KASUS
BAB III TINJAUAN KASUS
3.1
Data Dasar
Manajemen Varney
BAB IV PEMBAHASAN
Manajemen Varney
BAB IV PEMBAHASAN
4.1
Definisi Masa Nifas
4.2
Mencegah Perdarahan Masa Nifas Karena Atonio Uteri
4.3
Mendeteksi dan Merawat Penyebab Lain Perdarahan
4.4
Menberikan Konseling
4.5
Pemberian ASI Awal
4.6
Melakukan Hunungan Antara Ibu dan Bayi Baru Lahir
4.7
Menjaga Bayi Tetap sehat Agar Tidak Terjadi Hipotermi
BAB V PENUTUP
BAB V PENUTUP
5.1
Kesimpulan
5.2
Saran
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kehadirat tuhan yang maha esa, karena hanya dengan bimbingan
karunianyalah sehingga kami dapat menyusun makalah ini yang sudah menjadi tugas
sebagai mahasiswa dan sebagai calon bidan.
Sehubungan
dengan pembuatan makalah ini, kami mendapatkan informasi dari berbagai
literature, yang berhubungan yang sesuai dengan apa yang sudah disarankan demi
untuk memperoleh hasil yang optimal.
Tidak
henti-hentinya kami ucapkan banyak terima kasih atas segala kesempatan.kami
menyadari dalam pembuatan makalah ini terdapat kekurangan dan kekhilafan , hal
ini bukan suatu kesengajaan tetapi karena keterbatasan ilmu dan kemampuan kami
sendiri. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun untuk kesempurnaan makalah ini. Semoga pembuatan makalah ini bisa bermanfaat khususnya bagi kami dan
para pembaca pada umumnya .
Penulis,
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Pelayanan
Nifas adalah pelayanan kesehatan sesuai standar pada ibu mulai 6 jam sampai 42
hari pasca persalinan oleh tenaga kesehatan. Asuhan masa nifas diperlukan dalam
periode ini karena merupakan masa krisis baik ibu maupun bayinya. Diperkirakan
bahwa 60% kematian ibu akibat kehamilan terjadi setelah persalinan, dan 50%
kematian masa nifas terjadi dalam 24 jam pertama. Masa neonatus merupakan masa
krisis dari kehidupan bayi, dua pertiga kematian bayi terjadi dalam 4 minggu
setelah persalinan dan 60% kematiaan bayi baru lahir terjadi dalam waktu 7 hari
setelah lahir.
Bidan dapat
memberikan asuhan kebidanan selama masa nifas melalui kunjungan rumah, yang
dapat dilakukan pada hari ketiga atau hari keenam, minggu kedua dan minggu
keenam setelah persalinan, untuk membantu ibu dalam proses pemulihan ibu dan
memperhatikan kondisi bayi terutama penanganan tali pusat atau rujukan
komplikasi yang mungkin terjadi pada masa nifas, serta memberikan penjelasan
mengenai masalah kesehatan secara umum, kebersihan perorangan, makanan bergizi,
perawatan bayi baru lahir, pemberian ASI, imunisasi dan KB. Dengan pemantauan
melekat dan asuhan pada ibu dan bayi pada masa nifas dapat mencegah beberapa
kematian ibu.
1.2. Rumusan Masalah
Masalah yang dibahas dalam makalah ini adalah Asuhan Ibu Post Partum
1.3. Tujuan
1.3.1 tujuan umun
Untuk mengetahui perawatan ibu nifas pada 6 jam pertama post partum
1.3.2 tujuan khusus
Untuk mengetahui asuhan pada ibu nifas
Untuk mengetahui penyuluhan pada masa nifas
BAB II
LANDASAN TEORI
LANDASAN TEORI
2.1 Definisi Masa
Nifas
1. Masa nifas
(puerperium) adalah masa yang dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir
ketika alat-alat kandungan kembali ke keadaan sebelum hamil. masa nifas
berlangsung selama kira-kira 2-6 minggu.(Sarwono, 2002:122).
2. Masa nifas
adalah masa pulihnya kembali ke dalam keadaan sebelum hamil dan masa nifas
berlangsung selama kira-kira 2-6 minggu. (Maternal dan Neonatal, 2002)
3. Masa nifas
adalah masa pulihnya kembali mulai dari persalinan, sampai alat-alat kandungan
kembali seperti sebelum hamil, lamanya 6-8
minggu
(Mochtar, 1990)
4. Masa nifas
adalah masa dimulainya dari lahirnya plasenta sampai mencakup 6 minggu
berikutnya. (Pusdiknakes, 2001)
5. Dari ke-4
definisi tentang masa nifas maka penulis dapat menyimpulkan bahwa masa nifas
adalah masa yang dimulai setelah partus selesai serta lahirnya plasenta dan
berakhir sampai alat-alat kandungan kembali kekeadaan seperti sebelum hamil
yang berlangsung selama kira-kira 2- 6 minggu.
BAB III
TINJAUAN KASUS
TINJAUAN KASUS
3.1 Data Dasar
Seorang ibu
Ny. S umur 27 tahun P2A0Ah 2 bersalin di ruang bersalin RSUP Soeradji Tirtonegoro Klaten, kemudian dirawat di ruang Gladiol pada hari Minggu, 25 Desember 2011
pukul 08.00 WIB dengan keluhan ibu masih merasakan perutnya mules-mules. Ibu
mengatakan haid pertama kali umur 13 tahun dengan siklus 28 hari yang teratur,
lamanya 7 hari, sifat darah merah segar dan tidak ada keluhan. Ibu mengatakan
ibu menikah pertama kali umur 19 tahun, saat ini lama pernikahannnya 7 tahun,
ini merupakan pernikahan pertamanya, sah menurut agama dan negara. Ibu sudah
pernah bersalin sebelumnya dengan riwayat anak pertama lahir pada tanggal 26 Maret
2005 saat kehamilan 38 minggu, jenis kelamin laki-laki, berat badan lahir 2800
gram, persalinan berlangsung spontan, tidak ada komplikasi, dengan pertolongan
bidan, pada saat nifas ibu melakukan IMD dan tidak ada komplikasi. Sedangkan
anak kedua lahir pada tanggal 25 Desember 2011 saat kehamilan 39 minggu, jenis
kelamin perempuan, berat badan lahir 3200 gram, persalinan berlangsung spontan,
tidak ada komplikasi, dengan pertolongan bidan, pada saat nifas ibu melakukan
IMD dan tidak ada komplikasi.
Untuk saat ini Ny.S melahirkan anak perempuan pada tanggal 25 Desember 2011 dengan BB 3200 gr dan PB 50 cm. Ibu mengatakan sudah mengerti tekhnik
menyusui karena sudah pernah menyusui sebelumnya. Ibu juga melakukan perawatan
payudara menggunakan baby oil dan tidak ada keluhan saat menyusui. Ibu dan
keluarga tidak menderita penyakit menurun, menahun ataupun menular. Ibu tidak
menderita alergi obat dan tidak memiliki keturunan kembar dalam keluarganya
maupun dalam keluarga suaminya. Ibu mengatakan keluarga menerima kelahiran
bayinya. Ibu memberikan ASI Eksklusif dan perawatan bayinya di lakukan oleh ibu
dan keluarga. Kegiatan ibadah sering di lakukan. Ibu mengatakan memahami
tentang perawatan diri, perawatan bayi dan sudah paham tentang ASI eksklusif.
Ibu memiliki hewan peliharaan yaitu kucing dan rumahnya bersih. Hasil dari
pemeriksaan bidan di dapat TD 110/60 mmHg, Nadi 86 x/menit, nafas 25 x/menit,
Suhu 37 0C, dan BB 58 kg. KU ibu baik, kesadaran ibu
composmentis. Kontraksi uterus baik dan kuat, TFU 2 jari dibawah Px, terdapat
pengeluaran lokhea rubra. Masalahnya tidak ada.
ASUHAN
KEBIDANAN PADA IBU NIFAS NORMAL
Ny. S umur
27 tahun P2A0Ah2 6 Jam Post Partum
di RSUP Soeradji Tirtonegoro Klaten
NO.
Register
: 0071
Masuk BPS tanggal / jam : Minggu, 25 Desember 2011/ 08.00 WIB
Dirawat
diruang
: Gladiol
I. PENGKAJIAN
Tanggal : Minggu, 25 Desember 2011
Tanggal : Minggu, 25 Desember 2011
A. IDENTITAS
Ibu
Suami
Nama : Ny. A. Nama : Tn. T.
Umur : 27 th Umur
: 28 th
Agama : Hindu Agama :Hindu
Suku/bangsa : Bali/Indonesia Suku/ bangsa :Bali/Indonesia
Agama : Hindu Agama :Hindu
Suku/bangsa : Bali/Indonesia Suku/ bangsa :Bali/Indonesia
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu rumah tangga Pekerjaan :Wiraswasta
Pekerjaan : Ibu rumah tangga Pekerjaan :Wiraswasta
Alamat : Jln. Anggur no 122,Klaten Alamat : Jln. Anggur no 122, Klaten
No. Telepon/Hp :
081237864753
No.telepon/hp : 081237864753
B. DATA SUBJEKTIF
1. Alasan datang
Ibu
habis melahirkan
2. Keluhan utama
Ibu mengatakan perutnya masih terasa mulas-mulas
3. Riwayat menstruasi
Menarche
: 13
tahun
Siklus
: 28 hari
Lama
: 7
hari
Teratur
Sifat
darah
: Merah
segar
Keluhan : Tidak Ada
Keluhan : Tidak Ada
4. Riwayat perkawinan
Status
pernikahan : Sah menurut
agama dan negara
Menikah ke : 1( pertama)
Menikah ke : 1( pertama)
Lama : 7 Tahun
Usia menikah pertama kali : 19 Tahun
Usia menikah pertama kali : 19 Tahun
5. Riwayat Obstetrik
: P2 A0 Ah2
Hamil
|
persalinan
|
nifas
|
|||||||
ke
|
Tanggal
|
Uk
|
Jenis
persalinan
|
penolong
|
komplikasi
|
JK
|
BB
|
laktasi
|
komplikasi
|
1.
|
26/03/05
|
38 mg
|
Spontan
|
Bidan
|
Tidak ada
|
L
|
2,8
|
Ya
|
Tidak
|
2.
|
25/12/11
|
39 mg
|
Spontan
|
Bidan
|
Tidak ada
|
P
|
3,2
|
Ya
|
Tidakada
|
6.
Riwayat kontrasepsi yang digunakan
n
o
|
Jenis
kontrasepsi
|
Mulai memakai
|
Berhenti/ganti cara
|
|||||||
tanggal
|
oleh
|
tempat
|
Keluhan
|
tanggal
|
oleh
|
tempat
|
keluhan
|
Alasan
|
||
1
|
suntik
|
28/05/05
|
bidan
|
BPS
|
Tidak ada
|
30/11/10
|
bidan
|
BPS
|
Tidak ada
|
Ingin menambah
anak
|
7. Riwayat persalinan
Tanggal/jam
: 25 Desember 2011/16.00
WIB
Tempat persalinan : Rumah Sakit
penolong persalinan : bidan
Jenis persalinan : Spontan
Tempat persalinan : Rumah Sakit
penolong persalinan : bidan
Jenis persalinan : Spontan
Komplikasi : Tidak Ada
8. Keadaan bayi baru lahir
Lahir tanggal/jam : 25
Desember 2011/16.00
WIB
Masa gestasi : 39 minggu
Jenis kelamin :
Perempuan
BB/PB lahir : 3200
gram/50 cm
Pola tidur : -
Pola Nutrisi
Frek. Menyusu : -
Durasi : -
Keluhan : Tidak ada
Pola eliminasi
BAK : 1 kali
Konsistensi : lunak
Warna : Kuning jernih
Bau : normal
BAB : belum ada
Konsistens :
-
Warna : -
Bau : -
9. Riwayat Post Partum
Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari
a. Nutrisi
Makan
Minum
Frekuensi : Frekuensi : 5-6 x
Frekuensi : Frekuensi : 5-6 x
Jenis
: Jenis : air putih,
teh
Porsi :
Porsi : 1 gelas
Pantangan :
Pantangan : Tidak ada
Keluhan : Keluhan :
Tidak ada
b.
Eliminasi
BAB
BAK
Frekuensi : Frekuensi :
Warna : Warna
:
Konsistensi : Konsistensi :
Keluhan : Keluhan :
c. Istirahat
Tidur
siang
Tidur malam
Lama : Lama
:
Keluhan :
Keluhan :
e. Pengalaman menyusui
Ibu mengatakan sudah pernah menyusui
dan mengerti teknik menyusui.
f. Kebiasaan menyusui
Posisi : Duduk
Durasi : 10-20 menit
Perawatan payudara : Menggunakan baby oil
Keluhan : Tidak Ada
Durasi : 10-20 menit
Perawatan payudara : Menggunakan baby oil
Keluhan : Tidak Ada
10. Riwayat kesehatan
a. Penyakit yang pernah /
sedang diderita
Ibu mengatakan tidak ada penyakit
menular, menurun maupun menahun seperti Hepatitis, TBC, HIV/AIDS, Diabetes
Melitus, Hipertensi, Kanker yang perah atau yang sedang diderita dirinya.
b. Penyakit yang pernah /
sedang diderita keluarga
Ibu
mengatakan tidak ada penyakit menular, menurun maupun menahun seperti
Hepatitis, TBC, HIV/AIDS, Diabetes Melitus, Hipertensi, Kanker yang yang perah
atau yang sedang diderita keluarganya.
c. Riwayat keturunan
kembar
Ibu
mengatakan dikeluarganya tidak ada keturunan kembar.
d. Riwayat operasi
Pernah dioperasi : tidak pernah, Kapan : - Dimana : -
e. Riwayat alergi obat
Ibu
mengatakan dirinya tidak memiliki riwayat alergi obat.
11. Kebiasaan yang mengganggu kesehatan
Ibu mengatakan tidak memiliki kebiasaan yang mengganggu kesehatan seperti merokok, minum jamu, minum minuman beralkohol, dan lain-lain
DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan umum
KU ibu : ibu baik
Status emosional : baik dan tenang
KU ibu : ibu baik
Status emosional : baik dan tenang
tanda-tanda
vital
TD :110/60mmHg
N : 86 x/menit
P : 25 x / menit
S : 37 0C
TB : 160 cm
BB : 58 kg
TD :110/60mmHg
N : 86 x/menit
P : 25 x / menit
S : 37 0C
TB : 160 cm
BB : 58 kg
2. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala
Rambut bersih, Kulit kepala bersih, Tidak ada lesi dan Tidak ada benjolan abnormal.
a. Kepala
Rambut bersih, Kulit kepala bersih, Tidak ada lesi dan Tidak ada benjolan abnormal.
b.
Muka
Oval, bersih, Tidak ad oedema, ada cloasma, dan tidak pucat.
c. Mata
simetris, Tidak ada secret, Tidak ada strabismus, Conjungtiva merah muda, sklera putih, dan reflex pupil.
d. Hidung
Tidak ada polip, tidak ada secret, dan tidak ada gerak cuping hidung pasa saat bernafas.
e. Mulut
merah muda, tidak ada stomatitis pada bibir, tidak ada karies gigi, lidah bersih, tidak ada perdarahan gusi, dan tidak ada peradangan kelenjar tonsil
f. Telinga
pendengaran baik.
g. Leher
tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada pembesaran kelenjar getah bening, tidak ada pembesaran vena jugularis, dan tidak ada pembesaran kelenjar parotis.
h. Dada
tidak ada retraksi dinding dada, tidak ada wheezing, tidak ada benjolan abnormal, dan denyut jantung teratur/ normal.
Oval, bersih, Tidak ad oedema, ada cloasma, dan tidak pucat.
c. Mata
simetris, Tidak ada secret, Tidak ada strabismus, Conjungtiva merah muda, sklera putih, dan reflex pupil.
d. Hidung
Tidak ada polip, tidak ada secret, dan tidak ada gerak cuping hidung pasa saat bernafas.
e. Mulut
merah muda, tidak ada stomatitis pada bibir, tidak ada karies gigi, lidah bersih, tidak ada perdarahan gusi, dan tidak ada peradangan kelenjar tonsil
f. Telinga
pendengaran baik.
g. Leher
tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada pembesaran kelenjar getah bening, tidak ada pembesaran vena jugularis, dan tidak ada pembesaran kelenjar parotis.
h. Dada
tidak ada retraksi dinding dada, tidak ada wheezing, tidak ada benjolan abnormal, dan denyut jantung teratur/ normal.
i.
Payudara
Simetris, putting susu menonjol, areola hiperpigmentasi, tidak ada tidak ada benjolan abnormal, dan kolostrum sudah keluar.
Simetris, putting susu menonjol, areola hiperpigmentasi, tidak ada tidak ada benjolan abnormal, dan kolostrum sudah keluar.
j.
Abdomen
Simetris, tidak ada benjolan abnormal, tidak ada bekas luka, ada strie gravidarum, ada linea nigra, kontraksi keras dan kuat, TFU 2 jari dibawah pusat.
Simetris, tidak ada benjolan abnormal, tidak ada bekas luka, ada strie gravidarum, ada linea nigra, kontraksi keras dan kuat, TFU 2 jari dibawah pusat.
k.
Ekstremitas atas
Simetris, tidak ada oedema, kuku bersih, tidak ada nyeri sendi, gerakan aktif, jumlah jari lengkap.
Simetris, tidak ada oedema, kuku bersih, tidak ada nyeri sendi, gerakan aktif, jumlah jari lengkap.
l.
Ekstremitas bawah
Simetris, tidak ada oedema, kuku bersih, tidak ada nyeri sendi, gerakan aktif, jumlah jari lengkap, reflex patella baik.
Simetris, tidak ada oedema, kuku bersih, tidak ada nyeri sendi, gerakan aktif, jumlah jari lengkap, reflex patella baik.
m.
Genetalia luar
Tidak ad avarices, tidak ada oedema, tidak ada pembengkakan kelenjar bartholini, ada bekas luka, ada pengeleuaran lokhea
Tidak ad avarices, tidak ada oedema, tidak ada pembengkakan kelenjar bartholini, ada bekas luka, ada pengeleuaran lokhea
Jahitan Dalam : Jelujur Terkunci
Jahitan Luar : Satu-satu
Lokea : Rubra
n. Anus : Tidak ada hemoroid
Jahitan Luar : Satu-satu
Lokea : Rubra
n. Anus : Tidak ada hemoroid
3. Pemeriksaan penunjang
Tanggal : 25 Desember 2011
Hb : 10 gr%
4. Data penunjang
Riwayat persalinan
Masa gestasi : 39 minggu
Komplikasi : Tidak Ada
Plasenta : Lengkap
Lahir : Spontan
Berat : + 500gram
Tali pusat : panjang 50cm
Insersio : Sentralis
Kelainan :Tidak Ada
Komplikasi : Tidak Ada
Plasenta : Lengkap
Lahir : Spontan
Berat : + 500gram
Tali pusat : panjang 50cm
Insersio : Sentralis
Kelainan :Tidak Ada
Perineum
Robekan di : Perineum
Derajat : 2
Jahitan dalam : Jelujur
benang : Catgut
Jahitan luar : Satu-satu
benang : Catgut
Derajat : 2
Jahitan dalam : Jelujur
benang : Catgut
Jahitan luar : Satu-satu
benang : Catgut
Perdarahan
Kala
I
: 30 cc
Kala II : 50cc
Kala III : 100cc
Kala IV : 60 cc
Total : 240cc
Kala II : 50cc
Kala III : 100cc
Kala IV : 60 cc
Total : 240cc
Lama Persalinan
Kala I : 10 jam 30
menit
Kala II : 30 menit
Kala III : 10 menit
Kala IV : 2 jam
Total : 13 jam 10 menit
Kala II : 30 menit
Kala III : 10 menit
Kala IV : 2 jam
Total : 13 jam 10 menit
BAB IV
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
4.1 Defenisi
Masa Nifas
Masa nifas (puerperium) adalah masa
yang dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan
kembali ke keadaan sebelum hamil. masa nifas berlangsung selama kira-kira 6-8
minggu.(Sarwono, 2002:122).
Masa Nifas Dibagi Dalam 3 Periode
1.
Puerperium Dini
Yaitu dimana
ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan. Dalam agama Islam, dianggap
telah bersih dan boleh bekerja setelah 40 hari.
2.
Puerperium Inter Medial
Yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia yang lamanya 6-8 minggu.
3.
Remote Puerperium
Adalah waktu
yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama bila selama hamil atau
waktu persalinan mempunyai komplikasi waktu untuk sehat sempurna bisa
berminggu-minggu, bulanan atau tahunan (Mochtar, 1998 : 115)
Tabel Frekuensi Kunjungan Masa Nifas (Anonim, 2002 : N23)
Kunjungan
|
Waktu
|
Tujuan
|
1
|
6-8 jam
setelah persalinan
|
- 1
Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri
- 2
Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan, rujuk jika perdarahan
berlanjut
- 3Memberikan
konseling pada ibu atau salah satu anggota keluarga bagaimana mencegah
perdarahan masa nifas karena atonia uteri
- 4
Pemberian ASI awal
- 5 Melakukan hubungan
antara ibu dan bayi baru lahir
- 6 Menjaga bayi tetap sehat
dengan cara mencegah hipotermia
- Jika petugas kesehatan menolong persalinan, ia
harus tinggal dengan ibu dan bayi baru lahir untuk 2 jam pertama setelah
kelahiran, atau sampai ibu dan bayi dalam keadaan stabil
|
|
|
|
4.2
MENCEGAH
PERDARAHAN NIFAS KARENA ATONIO UTERI
·
Pemberian oksitosin rutin pada kala
III dapat mengurangi risiko perdarahan pospartum lebih dari 40%, dan juga dapat
mengurangi kebutuhan obat tersebut sebagai terapi. Menejemen aktif kala III
dapat mengurangi jumlah perdarahan dalam persalinan, anemia, dan kebutuhan
transfusi darah.
·
Kegunaan utama oksitosin sebagai
pencegahan atonia uteri yaitu onsetnya yang cepat, dan tidak menyebabkan
kenaikan tekanan darah atau kontraksi tetani seperti ergometrin. Pemberian oksitosin paling bermanfaat untuk mencegah atonia uteri. Pada
manajemen kala III harus dilakukan pemberian oksitosin setelah bayi lahir.
Aktif protokol yaitu pemberian 10 unit IM, 5 unit IV bolus atau 10-20 unit per
liter IV drip 100-150 cc/jam.
·
Analog sintetik
oksitosin, yaitu karbetosin, saat ini sedang diteliti sebagai uterotonika untuk
mencegah dan mengatasi perdarahan pospartum dini. Karbetosin merupakan obat
long-acting dan onset kerjanya cepat, mempunyai waktu paruh 40 menit
dibandingkan oksitosin 4-10 menit. Penelitian di Canada membandingkan antara
pemberian karbetosin bolus IV dengan oksitosin drip pada pasien yang dilakukan
operasi sesar. Karbetosin ternyata lebih efektif dibanding oksitosin.
4.2
MENDETEKSI DAN MERAWAT PERDARAHAN,
RUJUK BILA PERDARAHAN LANJUT
Kenakan
sarung tangan untuk memeriksa dengan lembut robek atau tidaknya alat kelamin
ibu. Selain itu, perlu diperiksa juga apakah serviksnya sudah menutup (turun
menuju bukaan vagina).
a. Jika Ibu Memiliki
Robekan
Mintalah ibu untuk
beristirahat di tempat tidur selama 2 minggu dengan kaki disejajarkan bersamaan
sepanjang waktu. Ibu boleh menggerakkan kakinya secara teratur. Untuk sementara
tidak diperbolehkan bekerja keras dan disarankan agar memakan makanan yang
bergizi.
b. Jika Ibu Memiliki Hematoma
atau Rasa Sakit di Vagina
Terkadang rahim
merapat dan mengeras, sehingga tidak terlihat adanya perdarahan hebat, namun
ibu masih merasakan pusing-pusing dan lemah. Jika hal ini yang
terjadi bisa jadi dia mengalami perdarahan di
bawah kulit dalam vaginanya yang disebut hematoma. Kulit di wilayah ini sering
kali membengkak berwarna gelap, lembut, dan lunak.
Meskipun
hematoma menyakitkan, biasanya dia tidak serius, kecuali lukanya sangat besar.
Jika hematoma terus bertumbuh, tekanlah daerah itu dengan kain steril selama 30
menit atau sampai dia berhenti tumbuh. Jika ibu memiliki tanda-tanda syok,
segera minta bantuan medis agar luka bisa terbuka dan darah yang terjebak di
dalamnya bisa keluar.
c. Jika Serviks Bisa Dibuka
dari Bukaan Vagina
Jika bisa
terlihat serviks dibukaan vagina setelah melahirkan, kemungkinan besar rahimnya
turun ke vagina. Masalah ini tidak begitu berbahaya, karena serviks biasanya
akan masuk ke tempatnya semuladalam beberapa hari. Anda mungkin bisa mendorong
rahim dengan tangan bersarung. Bantulah ibu menaikkan bokongnya agar lebih tinggi
dari kepala.
d. Bantu Ibu Buang Air
Hendaknya
buang air kecil dapat dilakukan sendiri secepatnya. Kadang-kadang wanita
mengalami sulit buang air kecil, karena sfingter uretra ditekan oleh kepala
janin dan spasme oleh iritasi muskulus spingter ani selama persalinan. Bila
kandungan kemih penuh dan wanita sulit BAK sebaiknya dilakukan katerisasi.
Buang air
besar harus dilakukan 3-4 hari pasca persalinan. Bila masih sulit buang air
besar dan terjadi obstipasi, apalagi feses keras dapat diberikan obat laksatif
peroral atau perektal. Jika masih belum bisa juga dilakukan klisma.
e. Bantu Ibu Makan dan
Minum
Sebagian besar ibu mau makan setelah
melahirkan, dan bagus bagi mereka untuk bisa menyantap beragam makanan bergizi
yang diinginkan. Jus buah sangat baik karena akan memberinya energi. Anjurkan
ibu untuk segera makan dan banyak minum pada jam-jam pertama. Makanan harus
bermutu, bergizi, dan cukup kalori. Sebaiknya ibu mengkonsumsi makanan yang
mengandung protein, banyak cairan, sayuran dan buah-buahan.
4.4 MEMBERIKAN KONSELING
A.
Nutrisi
Ibu Menyusui
Pada masa
nifas masalah diet perlu mendapat perhatian khusus, karena dengan nutrisi yang
baik dapat mempercepat penyembuhan ibu dan sangat memengaruhi susunan air susu.
Diet yang diberikan harus bermutu, bergizi tinggi, cukup kalori, tinggi
protein, dan banyak mengandung cairan. Ibu harus memenuhi kebutuhan akan gizi
sebagai berikut :
a. Mengonsumsi
tambahan kalori, 500 kalori tiap hari
b. Makan dengan diet seimbang untuk mendapatkan protein, mineral,dan vitamin yang cukup
c. Minum sedikitnya 3 liter setiap hari
d. Tablet zat
besi harus diminum untuk menambah zat gizi setidaknya selama 40
hari pascapersalinan.
e. Minum kapsul vitamin A
(200.000 unit) untuk memberi asupan vitamin A juga kepada bayinya, yaitu dengan
melalui ASI-nya.
B. Kebersihan pada ibu dan bayinya
C. Kebersihan Ibu
Pada masa
nifas, ibu sangat rentan terhadap infeksi. Oleh karena itu, kebersihan diri
sangat penting untuk mencegah infeksi. Kebersihan tubuh, pakaian, tempat tidur,
dan lingkungan sangat penting untuk tetap dijaga. Langkah-langkah yang dapat
dilakukan untuk menjaga kebersihan diri ibu nifas sebagai berikut :
a.
Anjurkan kebersihan seluruh tubuh
b. Mengajarkan ibu cara membersihkan daerah kelamin dengan sabun dan air.
Pastikan bahwa ia mengerti untuk membersihkan daerah sekitar vulva terlebih
dahulu, dari arah depan ke belakang kemudian membersihkan daerah sekitar anus.
Nasehatkan kepada ibu untuk membersihkan diri setiap kali selesai berkemih dan
defekasi.
c. Sarankan ibu
untuk mengganti pembalut atau kain pembalut(buatan sendiri) setidaknya dua kali
sehari. Kain dapat dipakai ulang jika telah dicuci dengan baik, dan dijemur
atau disetrika
d. Sarankan ibu untukmencuci tangan
dengan air dan sabun sebelum dan sesudah membersihkan daerah kelaminnya.
e. Jika ada luka episiotomy atau laserasi,
sarankan ibu agar jangan menyentuh daerah luka.
Kebersihan
Bayi
Kebersihan
kulit bayi perlu dijaga. Walaupun mandi dengan membasahi seluruh tubuh tidak
harus dilakukan setiap hari, tetapi bahian-bagian seperti muka, bokong, dan
tali pusat perlu dibersuhkan secara teratur. Sebaiknya mencuci tangan terlebih
dahulu sebelum memegang bayi.
Untuk
menjaga bayi tetap bersih, hangat, dan kering, setelah BAK popok bayi harus
segera diganti atau ganti pampers minimal 4-5 kali per hari.
D. Istirahat dan tidur
a. Anjurkan ibu untuk istirahat yang cukup
untuk mencegah kelelahan yang berlebihan
b. Sarankan ibu untuk melakukan kembali kegiatan
rumah tangga secara bertahap, tidur siang atau segera istirahat ketika bayi
tidur.
c. Kurang istirahat memengaruhi ibu dalam beberapa hal
(mengurangi produksi ASI, memperlambat proses involusio uterus dan memperbanyak
perdarahan, memperbanyak perdarahan, menyebabkan depresi dan ketidakmampuan
untuk merawat bayi dan dirinya sendiri)
4.5 PEMBERIAN ASI AWAL
Biarkan bayi bersama ibu segera
setelah dilahirkan selama beberapa jam pertama. Lakuan paling sedikit 30 menit
karna pada saat itulah bayi siap untuk disusui.
IMD
(Inisiasi menyusu Dini)
Cara
pelaksanaannya :
1.
Tempatkan bayi diatas perut ibu
dalam keadaan tengkurap ditutup dengan selimut
2.
Biarkan terjadi kontak kulit antara
ibu dan bayi
3.
Biarkan bayi merangkak dan berusaha
mencari putting ibu sendiri
4.
Selanjutnya bayi akan menyusu
Tanda-tanda
bayi telah berada dalam posisi yang baik pada payudara :
1.
Seluruh tubuh berdekatan dan berada
pada ibu
2.
Mulut dan dagu berdekatan pada
payudara
3.
Aerola tidak akan terlihat dengan
jelas
4.
Ibu melihat bayi melakukan hisapan
yang lamban dan dalam, serta menelan ASInya
5.
Bayi terlihat tenang dan senang
6.
Telinga dan lengan bayi berada pada
satu garis lurus, kepala tidak menengadah
4.6 MELAKUKAN HUBUNGAN ANTARA IBU DAN BAYI BARU
LAHIR
Baounding attachment adalah sentuhan awal/kontak kulit
antara ibu dan bayi.
Bounding attachment dapat tercapai dengan cara :
1.
Sentuhan
2.
Kontak mata
3.
Bau badan
4.
Kehangatan tubuh
5.
Suara
6.
Prinsip dan upaya meningkatkan bounding attachment :
1.
Dilakukan segera
2.
Adanya ikatan yang baik dan
seismatis antara ibu dan anak
3.
Kesehatan emosional ibu
4.
Persiapan PNC sebelumnya
5.
Tingkay kemampuan komunikasi
terhadap anak
6.
Fasilitas untuk kontak lebih lama
Hipotermi
dapat terjadi secara cepat pada bayi sangat kecil atau bayi diresusitasi atau
dipisahkan dr ibu. Dalam kasusu-kasus ini suhu dapat turun dengan cepat >35oC.
Hangatkan segera :
I.
Jika bayi sakit berat/hipotermia
berat <35oC
·
Gunakan alat yang tersedia
(incubator, radiant heater, kamar hangat, tempat tidur hangat)
·
Rujuk segera ke tempat pelayanan
yang mempunyai NICU
·
Jika bayi sianosis/sukar bernafas
(frek <30/>60x/i, tarikan dinding dada ke dalam/merintih), beri oksigen
lewat kateter hidung/nasal prog
II.
Jika bayi tidak begitu tampak sakit
dan suhu aksiler 35oC/lebih :
·
Pastikan bayi dijaga tetap hangat.
Bungkus bayi dengan kain lunak, kering, selimuti, dan pakai topi untuk
menghindari kehilangan panas.
·
Dorong ibu untuk segera menyusui
setelah bayi siap
·
Pantau suhu aksiler setiap jam
sampai normal
·
Bayi dapat diletakkan
di dalam incubator
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Pelayanan Nifas adalah pelayanan kesehatan sesuai standar pada ibu mulai 6 jam sampai 42 hari pasca persalinan oleh tenaga kesehatan. Asuhan masa nifas diperlukan dalam periode ini karena merupakan masa krisis baik ibu maupun bayinya. Oleh karena itu perlu dilakukan kunjungan pada ibu nifas sesuai jadwal yaitu :
Pelayanan Nifas adalah pelayanan kesehatan sesuai standar pada ibu mulai 6 jam sampai 42 hari pasca persalinan oleh tenaga kesehatan. Asuhan masa nifas diperlukan dalam periode ini karena merupakan masa krisis baik ibu maupun bayinya. Oleh karena itu perlu dilakukan kunjungan pada ibu nifas sesuai jadwal yaitu :
a.
Kunjungan pertama : 6-8 jam post
partum
b.
Kunjungan kedua : 6 hari post
partum
c.
Kunjungan ketiga : 2 minggu post
partum
d. Kunjungan
keempat : 6 minggu post partum
Asuhan lanjutan masa nifas terdiri
dari asuhan ibu pada masa nifas dan asuhan masa nifas pada bayi yang baru
lahir. Asuhan Ibu pada Masa Nifas meliputi: memeriksa tanda-tanda vital ibu;
membersihkan alat kelamin, perut, dan kaki ibu; mencegah perdarahan hebat;
memeriksa alat kelamin dan masalah-masalah lainnya; memperhatikan perasaan ibu
terhadap bayinya; perhatikan gejala infeksi pada ibu; dan bantu ibu menyusui.
Sedangkan Asuhan Masa Nifas pada Bayi meliputi : penampilan umum, tanda-tanda
vital bayi, bantu bayi agar terus menyusu, merawat tali pusat, dan perhatikan
warna kulit bayi dan matanya
Penyuluhan masa nifas mengenai :
kebersihan diri dan bayi, istirahat atau tidur, latihan atau senam nifas, gizi,
suplemen zat besi, perawatan payudara, pemberian ASI, hubungan perkawinan atau
Keluarga Berencana (KB), dan tanda-tanda bahaya.
3.2. 5.2
Saran
Kunjungan masa nifas harus dilakukan
sesuai jadwal dengan tujuan agar ibu mendapat asuhan sesuai yang dibutuhkan
pada masa nifas. Ibu post partum diberi penyuluhan mengenai apa yang harus ibu
lakukan pada masa nifas tersebut